TOUR DE FRANCE: PRODUK PERTUNJUKAN YANG LUAR BIASA


Nama Tour de France, sangat terkenal. Kita bisa lihat di TV seperti kita lihat bulan Juli lalu. Bagi yang punya uang, bisa sambil pelesiran ke Eropa mampir di Paris atau beberapa kota lainnya yang dilalui TDF. Lomba balap sepeda ini sudah berusia 108 tahun dan menjadi sebuah property Perancis. TDF jadi sebuah brand yang mendatangkan banyak bisnis diseputar lintasan TDF.
Banyak yang nonton secara langsung maupun tidak langsung. Selain orang-orang Perancis, juga ribuan turis menonton TDF. Kota-kota di Perancis berebut jadi kota yang dilintasi TDF. Uang dating dari berbagai kegiatan, mulai dari iklan, souvenir, rute dan etape TDF, sponsor, kursi-kursi disetiap tribun yang dilalui para pembalap. Masih banyak lagi tentunya. Dari souvenir saja menghasilkan sekitar Rp 30 miliar. Dari lelang kota sebesar antara 1 juta Euro hingga lebih dari 2 juta Euro dimana totalnya lebih dari setengah triliun rupiah. Harga satu kursi di tribun antara 20 hingga 30 Euro.
TDF menjadi terkenal. Jalannya panjang dan berliku-liku. Tapi Pemerintah Perancis tahu persis, ini sebagai salah satu daya tarik turisme mereka. Komitmen, konsistensi dan perjuangan telah membuat Perancis makin dikenal dan tetap teratas dalam menarik turis. Demikian juga yang dilakukan oleh Inggris, tetangganya. Mereka sangat pandai mengembangkan dan menjual produk pertunjukan. Salah satunya yang bisa dilihat dari pernikahan William dan Kate. Luar biasa. Sebelum peristiwanya berlangsung saja sudah banyak turis yang dating maupun pemasukan yang dihasilkan. Selain itu walaupun peristiwanya sudah lewat, bisnis “pernikahan” tetap jalan melalui souvenir dengan berbagai bentuk dan variasinya. Inggris piawai mem-package atau bundling suatu peristiwa.
Bagi yang pernah lebih dari satu kali ke London, bisa dirasakan hampir tidak berubah (kecuali kota barunya). Joke yang sering muncul, jika anda ambil foto-foto maka yang membedakan hanya baju yang dipakai dan anda bertambah tua sementara objek backgroundnya tetap seperti dulu. Maka mem-package persitiwa menjadi penting.
Sumber: KOMPAS, 6 Agustus 2011 dan Pengalaman studi dan kunjungan ke London dalam beberapa kesempatan.


Leave a Reply