Bahasa Inggris


Menguasai bahasa global, dalam hal ini bahasa Inggris sangatlah penting. Apalagi dalam rangka pegaulan internasional. Seperti ketemu peserta internasional dalam seminar maupun conference atau berkunjung ke suatu negara. Di Indonesia, hal ini terasa makin penting mengingat perkembangan kegiatan bisnis, pendidikan maupun pemerintahan yang makin banyak bernuansa internasional.
Bila salah satu pihak tidak bisa berbahasa Inggris maka komunikasi tidak berjalan baik. Contohnya pada saat kunjungan ke Istanbul pada bulan Ramadhan lalu, kebetulan saya minta antar dari hotel. Ada dua orang yang mengantar. Salah satunya masih muda sekali dan bilang “ we don’t speak English”. Saya bengong juga, dia ucapkan itu cukup lancar. Nampaknya itu kata-kata yang dia lafalkan bila ditanya dalam bahasa Inggris. Kejadian lain, jika anda ke Arab Saudi. Saat melakukan ibadah haji atau umrah, sulit juga jika ketemu petugas-petugas tertentu di bandara maupun di penginapan. Mereka tidak berbahasa Inggris. Biasanya nyerocos terus dengan bahasa mereka. Saya pikir memang perlu juga memahami bahasa Arab. Rupanya betul juga pikiran saya itu. Saat menunggu sholat di depan Ka’bah, rupanya seorang jamaah disamping saya berasal dari Mesir. Kamipun bercakap-cakap sebentar. Lantas dia bilang, anda bisa bahasa Arab?. Dengan nada tersipu saya bilang belum,masih belajar.
Memang bahasa itu harus dipraktekkan terus. Sejak masa SMP hingga SMA dulu, saya sering ketemu dengan berbagai bangsa di Sungai Gerong, Palembang. Dulunya adalah bagian dari PT Stanvac, sebuah perusahaan minyak dari Amerika Serikat. Tentu saja disitu banyak berbagai kapal-kapal ukuran sedang maupun besar dari seluruh dunia yang bersandar untuk mengirim maupun mengambil minyak. Biasanya dalam kesempatan sore hari mereka, para awak kapal banyak yang turun. Di pinggir Sungai Musi tersebut ada lapangan sepak bola dan volley yang bagus. Juga ada lapangan tenisnya. Nah itu tempat ketemu para awak kapal, biasa disebut “wong kapal”. Biasanya dalam kesempatan olahraga waktu di SMP dan SMA, saya banyak ketemu mereka. Lumayan juga bisa latihan bahasa Inggris. Wong kapal itu berasal dari berbagai Negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, India, Afrika Selatan, Singapura dan lain-lain.
Pada saat menerima beasiswa Cheevening Award dari The British Council, saya sempat mengikuti persiapan selama 3 bulan di Jakarta. Lumayan juga, dengan berbagai teknik training bahasa yang dikembangkan British Council, banyak menambah kemampuan berbahasa Inggris. Kemudian pada saat akan pergi ke London, peserta beasiswa dibekali berbagai informasi. saya masih ingat dalam booklet itu ditulis, sekarang saudara harus banyak membaca sendiri segala sesuatunya sendiri. Jangan tanya hal yang tidak perlu kepada orang lain. Usaha sendiri dulu cari informasi. Ini akan membantu anda belajar di Inggris. Begitu kira-kira nasihat yang saya dapat.
Lantas, saya berusaha memahami, langkah apa saja yang perlu saya lakukan pada saat turun dari pesawat di Heathrow nanti. Maklum tidak ada yang menjemput. Di dalam booklet itu tertulis cukup detil apa yang harus dilakukan. Beberapa diantaranya tertulis, lihat sign board “British Council” di seberang….kemudian nanti ambil kereta bawah tanah….pada stasiun….turun, dan ambil kereta menuju London. Pusing juga dibuatnya membayangkan hal yang kita belum pernah kesana.
Akhirnya ketika sampai di Heatrow, saya ketemu petugas yang besar tinggi, keturunan Afrika, berbaju warna pink tua. Karena masih bingung, saya tanya dengan suara dibesar-besarkan, “how can I go to London from here?.”. Dengan sigap si petugas mengambil kertas dan menjelaskan. Tentu saja dengan lancar dan panjang lebar. Saya bengong saja…, mungkin hanya 10 persen saja yang saya mengerti, itupun dengan pengertian yang putus-putus. Kesimpulannya alias nggak ngerti. Maklum, bahasa Inggrisnya gaya London…
Akhirnya setelah masa studi berakhir setahun kemudian, waktu itu ada sedikit masalah dengan asrama universitas karena harus keluar dan menyewa lagi sendiri selama sebulan. Lantas dengan nada kesal, saya dan rekan saya marah-marah kepada petugas Universitas. Rupanya dia maklum dengan keluhan tersebut…nah dengan nada canda saya bilang kepada rekan saya, kalau sudah bisa marah dalam bahasa Inggris, lumayan…..(hus/29 Nov 2011)


Leave a Reply