Akhirnya Sampai juga di Kantor ABEST21


Setelah tiba di hotel, kami siap-siap untuk pergi lagi walau baru jam 11. Janjinya pukul 2. Di luar hotel hujan gerimis terus turun di tengah udara yang dingin 4 derajat Celsius. Banyak sekali orang menggunakan payung dengan berbagai corak dan warna. Ada yang bening, merah, hijau dan lain-lain. Umumnya mereka bergegas di jalan dengan berbagai model jaket musim dingin.
Stasiun kereta Shinagawa yang persis berada di depan hotel tempat menginap sangat ramai. Disitu banyak sekali lintasan subway maupun JR trains. Kami berusaha membeli one day travel card yang disebut Tokyo Free Kippu agar lebih ekonomis yang bisa dipakai sepanjang hari yang sama di subway lines Toei dan Tokyo Metro serta JR trains. Selain itu kartu itu bisa dipakai juga di bis dan taksi yang dioperasikan oleh Toei. Ada lagi Toei dan Tokyo Metro One-day economy pass seharga 1000 yen. Namun kartu ini tidak berlaku untuk train. Karena dari Shinagawa harus pakai train juga maka dipilih kartu yang pertama seharga 1580 Yen atau sekitar Rp 160 ribu. Kartu ini dibeli melalui mesin tiket. Untung ada petugas disitu yang dengan baik hati membantu membeli tiket terusan tersebut. Memang ada instruksi yang dalam bahasa Inggris. Hari ini saya akan coba sendiri.
Untuk menuju kantor ABEST21, dari Shinagawa station menggunakan JR Yamanote line yang berwarna hijau, kemudian setelah 4 stasiun turun di stasiun Shibuya untuk berganti ke subway line. Dari sini menggunakan Ginza line menuju Omotesando station. Lumayan belajarnya dengan memperhatikan nama dan dan arah, kami dapat sampai ke stasiun akhir yang dituju. Hal ini juga sanga membantu karena hujan yang mengguyur Tokyo hingga malam hari dan angin yang cukup kencang di tempat-tempat tertentu.
Karena sudah lapar sebelum menuju kantor ABEST21 kami makan siang di KFC. Yang unik counter penjualannya menghadap ke jalan sehingga posisinya terbuka bagi setiap orang yang lewat. Rupanya konsep demikian untuk menarik calon pembeli. Di Indonesia umumnya tertutup, artinya hanya orang-orang yang khusus datang ke KFC saja yang akan membeli. Keadaan demikian tertutup bagi pejalan kaki. Di Tokyo tersebut, bagi yang akan makan disitu maka mereka bisa masuk ke ruangan KFC. Namun disini relatif lebih kecil dibandingkan dengan di Bandung atau Jakarta, misalnya.
Setelah makan kamipun bergegas mencari kantor ABEST21. Di tengah hujan rintik dengan berpayung kami meniti jalan Ayoma kemudian setelah gedung Max Mara yang persis berada di persimpangan jalan kemudian berbelok kekiri. Dalam peta yang telah di print bu Lia, saya menemukan gedung Nikka Whisky dan kemudian ada starbucks. Nah disini perjuangannya ditengah hujan tersebut. Menurut peta bangunannya lokasi kantor yang dituju agak masuk jalan kecil di depan gedung French Cuisine Les Cristallines. Namun kami sulit menemukannya sehingga terus mencari gedung lainnya. Memang bangunannya tidak tinggi, paling hanya dua lantai saja.
Saya berusaha menanya kepada seorang pria yang nampaknya pegawai salah satu gedung di jalan kecil tersebut. Dia langsung membuka hp dan mencari dipeta mengenai ABEST21. Dia penasaran kenapa tidak ditemukan padahal adanya disekitar jalan tersebut, artinya di dekat lokasi kantornya. Demikian juga saya tanya ke orang ke dua yang lewat, hasilnya sama saja, bingung. Akhirnya mereka tidak dapat memberikan solusi kebingungan kami.
Kemudian saya mencoba jalan lagi beberapa meter dan secara iseng masuk ke bangunan dua lantai yang lantai satunya bisa dibuka. Memang saya lihat ada dua mobil yang diparkir disitu. Waktu pintu dibuka, ternyata tidak ada orang sama sekali di bagian sebelah dalamnya. Memang dari luar bisa dilihat ada counter telepon. Nah setelah saya lihat-lihat ke dalam sambil mengatakan “halo”, di sebelah lift tertulis lima nama perusahaan yang berbeda. Nama ABEST21 pada baris ke dua. Saya langsung memanggil pak Jafar. Lantas kami langsung naik ke lantai dua dan ternyata tidak ada orang sama sekali. Untunglah ada seorang bapak yang akan ke toilet dan saya tanya mau ke Mr. Fumio Itoh. Beliau langsung menunjukkan kantornya dan akhirnya bertemu beliau dan disambut hangat. Sore itu kami berdiskusi banyak dan dilanjutkan makan malam di sebuah restoran Jepang yang klasik sambil bercerita banyak….kami bertemu beliau selama lebih dari 6 jam. Sebuah kesempatan langka…Alhamdulillah…(hus/malam di Tokyo/20 des 2013)


Leave a Reply