Antri Bis di Dalam Kotak Garis


Walaupun ke Tokyo kali ini untuk yang ke dua namun belajar sendiri menggunakan angkutan umum bis baru sekarang termasuk kereta api dan kereta bawah tanah. Karena pertama kali ke sini pada tahun 1996 perjalanan di Tokyo sudah diatur oleh petugas NTT, operator telekomunikasi Jepang. Waktu itu musim panas, menyertai mahasiswa STT Telkom sebanyak 20 orang. Memang rencananya sudah ditetapkan di Bandung, milih hotel yang dimampiri oleh airport bus supaya mudah dan juga di depannya ada stasiun kereta api.
Harga tiketnya per orang lumayan untuk ukuran di Indonesia yaitu sebesar 3000 Yen untuk orang dewasa atau sekitar Rp 354 ribu. Memang secara umum di Jepang harga-harga cukup mahal dibandingkan di negeri kita. Petugas wanita tersebut bilang karena macet maka perjalanan ke hotel akan ditempuh sekitar 2 jam. Wah lama juga saya pikir. Namun realisasinya hanya satu jam saja. Lumayan harga tiket bis tersebut dibandingkan di Indonesia.
Kami menuju counter 4 di sebelah luar bangunan sebelah utara bandara tersebut. Gedung itu kelihatan melingkar. Saya melihat banyak counter bis yang dicirikan dengan peralatan elektronik diatasnya yang menunjukkan jam berangkat dan perusahaan bisnya. Di tiap counter ada dua orang petugas yang mengatur. Disitu tidak banyak penumpang hanya ada 7 orang dengan tujuan berbeda. Bapak yang mengatur tersebut sudah sekitar 60an tahun umurnya dengan seragam dan memegang tanda. Dia menunjuk kotak dimana kami harus berdiri. Ukuran kotak dengan cat putih itu tidak besar cukup 4 orang ada di dalamnya. Jadi di tengah udara dingin dengan temperature 4 derajat tersebut kami berdiri menunggu bis. Tapi tentu saja kami sudah menggunakan baju dingin yang cukup tebal yang sudah dipersiapkan di Bandung. Namun menunggunya tidak terlalu lama hanya sekitar 15 menit. Rupanya setiap 5 menit datang bis dari jurusan lain. Mendekati pukul 9.35 pagi kami diminta pindah kotak lagi dan setelah itu kami sudah berada di atas bis dengan kehangatan yang nyaman. Saya lihat sudah ada sekitar 8 orang penumpang yang naik dari counter sebelumnya.
Setelah itu segera saja bis masuk ke jalan tol menuju Tokyo. Di bagian depan atas saya melihat layar yang memperlihatkan 3 nama hotel yang akan disinggahi oleh bis dengan anak panah sehingga memudahkan hotel mana yang akan disinggahi duluan. Rupanya hotel kami menginap pertama kali didatangi oleh bis. Diperjalanan tidak terlalu padat dan akhirnya setelah mendekati waktu satu jam kami memasuki daerah Shinagawa dan akhirnya masuk ke halaman hotel yang besar dan ramai turis disitu. Saya lihat di depannya ada stasiun Shinagawa yang besar dan ramai. Suasana Tokyo sudah diguyur hujan rintik-rintik yang diwarnai oleh banyaknya payung yang dipakai oleh penduduk Tokyo…(hus/pagi shubuh di Tokyo/20 desember 2013)


Leave a Reply