Disiplin Kita


Disiplin kita parah, demikian disampaikan tiga pembicara terakhir dalam HR Summit 2011 di Bali pada minggu ke empat September 2011 baru saja berlalu. Kata bu Betti S. Alisyahbana, mulailah disiplin dari diri kita sendiri.
Memang, jika kita lihat di negeri kita sendiri masih banyak tuh yang disiplin. Contohnya bapak-bapak pelaut yang mencari ikan. Mesti pagi-pagi sekali ke laut dan masih dingin lagi. Cari rejeki…Kalau tidak disiplin mungkin tidak banyak yang diperoleh…contoh lain lagi, ibu-ibu pemetik teh di pegunungan-pegunungan, setelah shubuh langsung siap di kebun the dengan perlengkapan di punggungnya. Di Jakarta, jika saudara-saudara kita tidak disiplin pergi pagi-pagi, akan terlambat berat di kantor. Maklum banyak lautan macet..
Pak Mahathir Muhamad dalam speechnya baru-baru ini di Kuala Lumpur mengagumi akan kemampuan dan karya pengukir Bali. Membentuk keahlian pekerjaan ukiran tersebut memerlukan komitmen, daya juang dan disiplin yang tinggi dalam jangka waktu lama..
Di jalan raya, nah ini kelihatan sekali tidak disiplinnya. Rapat juga, sering molor, seperti karet ya…tapi kalau di Singapura, jadi disiplin juga kita ini….kelihatan mudah tapi sulit…karena perlu dilatih lama dan konsisten…juga harus diawasi dan ada pinaltinya. Saya pernah lihat di Vancouver Kanada beberapa waktu lalu…ada sebuah motor besar yang diparkir sebentar. Langsung aja di derek, padahal pemiliknya disitu juga sambil memohon jangan diderek. Mungkin kata petugas, di Kantor aja…..(Hus/30 September 2011)


Leave a Reply