INDUSTRI ANIMASI DAN UTILITY SUPPORT


Pada selasa 26 Juli 2011, diskusi kami dari tim IM Telkom dengan pak Daniel Harjanto dan Bu Dewi Pinto Koratri dari PT Kinema Systrans Multimedia di Batam membahas banyak hal mengenai perusahaan mereka, industri animasi nasional dan global. Ketika sampai pada topik tentang kendala dan tantangan industri animasi nasional, disebutkan bahwa industri animasi membutuhkan dukungan daya listrik yang stabil dan cukup serta bandwidth telekomunikasi yang memadai. Saya lihat juga pekerjaan animasi di perusahaan mereka didukung oleh IT yang andal.
Kemudian beberapa hari kemudian di KOMPAS, ada berita yang berkaitan dengan topic diskusi diatas yaitu “Pemadaman Listrik, Industri Batam Terganggu”. Masih terjadi pemadaman listrik bergilir dari tanggal 23-29 Juli dan tentu saja berdampak buruk bagi kegiatan industri. Padahal menjelang Ramadhan industri dituntut meningkatkan produksi. Sebut saja kantor-kantor, pariwisata, restoran, termasuk industri animasi tentunya. Pemadaman tersebut karena ada masalah di rantai outbound logistic yaitu pengurangan jumlah dan tekanan gas dari Jambi ke PT PLN Batam.
Kembali pada diskusi di Batam tersebut, pekerjaan animasi yang mereka tangani, merupakan sistem produksi yang melibatkan beberapa perusahaan animasi di beberapa negara, sehingga komunikasi data memegang peranan penting dan kritis. Apalagi mengingat ketatnya target produksi. Tiap perusahaan tersebut melakukan sebagian proses produksi yang saling bergantungan. Maka dalam hal ini kapasitas rantai produksi sangat ditentukan oleh kapasitas terkecil dari elemen proses produksi atau jika ada gangguan yang signifikan di salah satu rantai produksi akan juga memiliki risiko keterlambatan jadwal produksi secara keseluruhan. Tentu saja mereka tidak ingin apa yang terjadi di Batam akan memperburuk performansi perusahaan mereka di mata produser maupun perusahaan-perusahaan lainnya.
Dunia ini bergerak cepat. Demikian juga pentingnya peran atau dukungan telekomunikasi yang mumpuni dari segi kapasitas (bandwidth). Dalam hal ini mereka bekerja sama dengan provider layanan telekomunikasi termasuk PT Telkom. Karena perbedaan waktu misalnya dengan Eropa dan Amerika, maka sebetulnya rantai produksi tersbeut berjalan selama 24 jam sehari. Bila di Batam selesai kerja maka diteruskan oleh perusahaan lain di Eropa atau di Amerika Serikat. Ini sama dengan yang terjadi di industri keuangan seperti pada investment bank yang menangani bisnis saham di pasar modal. Untuk memaksimalkan keuntungannya, maka aktifitas perdagangan saham pada suatu perusahaan akan terus berlangsung selama 24 jam sesuai dengan jam kerja masing-masing perusahaan di benua yang berbeda.(Hus/7 Agust 2011)
Sumber: LAS, Pemadaman Listrik: Industri Batam Terganggu, KOMPAS, 30 Juli 2011, hal.23 dan Diskusi di PT Kinema Systrans Multimedia di Batam, 26 Juli 2011.


Leave a Reply