Istana Malacanang


Pada saat kunjungan ke Vancouver Kanada untuk presentasi paper beberapa waktu lalu, saya berfikir bagaimana jika memakai penerbangan Filipina supaya bisa mampir di Manila. Akhirnya saya beli tiket Phillipine Air line. Di Cengkareng, saya kira hanya sendiri saja ke luar negeri kali ini. Ternyata ketemu juga dengan dua rekan Telkom yang sudah saya kenal baik. Jadilah kami bertiga dalam penerbangan yang sama dari Jakarta ke Manila dan akhirnya Vancouver. Tentu saja penerbangannya lama sekali, seperti penerbangan umumnya ke New York atau Los Angeles, apalagi dengan singgah dulu di Manila.

Bangunan diselebelah Malacanang
Bangunan disebelah Malacanang

Pada saat singgah sebentar di Manila, rupanya banyak sekali warga Filipina yang naik baik laki-laki maupun perempuan. Setelah saya ngobrol dengan penumpang Filipina, rupanya mereka kembali lagi ke Kanada setelah cuti sebentar. Umumnya kerja di berbagai profesi, ada dokter, perawat, engineer, manajer hotel dan lain-lainnya. Terasa sekali dengan bahasa Inggris yang sangat lancer, mereka pede betul bercerita mengenai profesinya tersebut. Aspek bahasa, merupakan salah satu keunggulan para pekerja Filipina. Bila terbang ke Timur Tengah, banyak dapat ditemui para pekerja Filipina ini seperti penjaga toko, satpam maupun engineernya.
Yang menarik pada saat kembali ke Manila, terlihat sekali petugas imigrasi maupun bandara lainnya sangat antusias membantu para pekerja mereka yang baru kembali agar cepat-cepat melalui proses imigrasi tersebut atau keluar gedung Bandara. Dengan senang hati dan guyon serta tetap waspada, petugas-petugas itu membantu warga mereka yang mengalami kesulitan dengan masalah dokumen imigrasinya.

Bagian Depan Kampus AIM
Bagian Depan Kampus AIM

Setelah dari Vancouver, beberapa hari kemudian kami mampir lagi di Manila. Karena penerbangan ke Jakarta pada malam hari maka pagi itu kami menginap sebentar untuk istirahat dan jalan-jalan di Manila. Saya pikir perlu juga lihat-lihat sekeliling Manila supaya ada gambaran nyata. Bukan hanya melalui TV saja. Pada waktu demonstrasi zaman Presiden Marcos, banyak sekali dapat dilihat pemandangan kota Manila.
Kami sempat berkunjung ke Istana Malacanang walau hanya dari luarnya saja. Dipintu masuk sudah ada tentara yang menjaga. Nyata sekali akan penjagaan yang sangat ketat. Tapi rupanya sewaktu masuk gate penjagaan, kami ditawari dengan stiker dengan gambar Istana Malacanang oleh tentara disitu. Rekan saya beli juga beberapa untuk kenang-kenangan termasuk kenangan membeli cindera mata dari tentara, khsusu tentara Istana Malacanang.
Istana ini merupakan bangunan tipe Spanyol yang didirikan pada tahun 1750. Besar dan luas, terdiri dari beberapa bangunan dengan cat warna putih. Ada pepohonan rindang. Juga dipinggir istana ini langsung berbatasan dengan rumah-rumah penduduk yang bagus dan bersih. Bahkan di pintu masuk tersebut, ada sebuah college. Tapi sayang, tidak bisa diambil gambarnya selama dalam komplek Istana tersebut. Istana ini juga bisa dilihat dari sungai Pasig. Pada kesempatan tersebut kami tidak sempat melihatnya dari arah sungai (hus/minggu pagi/20 November 2011/8.00)


Leave a Reply