KE NEW YORK: SATU TAHUN SETELAH NINE ELEVEN


Dalam kesempatan Telkom Investor Meeting ke beberapa kota di Amerika Serikat, saya sempat mampir ke New York. Waktu itu bulan Oktober 2002. Suasana sudah mulai dingin. Itulah pertama kali saya menginjakkan kaki di bumi Amerika Serikat. Kami mendarat di Bandara New York sekitar jam 8 pagi. Rupanya pagi-pagi, banyak sekali penerbangan yang berasal dari Asia yang tiba, seperti dari Hong Kong, Jakarta, New Delhi, Pakistan dan Timur Tengah.
Pagi itu juga pengalaman yang unik bagi saya pribadi. Dua anggota tim road show tertahan di Bandara karena pemeriksaan imigrasi termasuk saya. Petugas imigrasi mengecek informasi secara sangat teliti melalui terminal komputer. Para petugas imigrasi tersebut ada yang sudah berumur antara 50 hingga 60 tahun dan ada juga beberapa orang yang masih cukup muda yaitu antara 45 – 50 tahun. Kadang-kadang, komputernya macet dan ada petugas yang menanyakan kepada rekan lainnya. Saya juga diminta mengisi formulir imigrasi yang lebih lengkap termasuk diambil fotonya. Sementara sebagian tim road show tetap menunggu di luar, mereka sudah lolos dari pemeriksaan imigrasi. Akhirnya setelah menunggu sekitar 3 jam barulah saya diijinkan untuk bergabung dengan rekan-rekan lainnya. Kata seorang bapak petugas imigrasi yang sudah sangat senior “ The weather is good to day. Have a nice visit to New York”. Itulah pengalaman pertama kali mendarat di tanah Amerika Serikat pasca runtuhnya menara kembar pada tahun 2001.

Husni 07
Kami menginap di hotel di dekat taman yang besar. Walaupun hotelnya besar tetapi bus yang kami tumpangi tidak boleh lama-lama parkir. Maklum lahan parkirnya tidak ada. Lain dengan di Indosesia, biasanya hotel besar memiliki tempat parkir yang luas. Pengalaman yang unik menginap dihotel ini, bantal di tempat tidurnya sangat banyak, mulai ukuran kecil hingga bantal guling yang juga ada beberapa buah.
Kami ke lokasi reruntuhan menara kembar sudah sore, hamper maghrib. Saya lihat masih banyak pengunjung di lokasi tersebut. Lokasinya tidak jauh dari dari New York Stock Exchange yang biasa saya kunjungi jika bertugas ke New York setelah kunjungan tersebut. Di pagar yang mengelilingi lokasi reruntuhan yang cukup luas tersebut, tertulis dengan rapi nama-nama para korban. Juga saya lihat di lokasi lainnya masih ada banyak tulisan-tulisan pengunjung maupun keluarga yang ditempel dipagar-pagarnya.
Saya melihat gedung-gedung yang ada di sekitar lokasi menara kembar tersebut sangat tinggi. Apalagi kedua menara kembar yang runtuh tersebut, tentunya jauh lebih tinggi lagi. Suasana disana waktu itu masih cukup mencekam dan menyedihkan. Banyak sekali korban yang jatuh dengan peristiwa yang luar biasa mengerikan. Semoga peristiwa demikian tidak akan terjadi lagi di bumi ini.
Pada masa-masa selanjutnya, keamanan dalam negeri Amerika Serikat menjadi sangat ketat. Apalagi prosedur keamanan penerbangan. Haruslah diingat, dibutuhkan waktu yang cukup untuk melalui prosedur tersebut. Hampir semuanya harus dilepas dan diperiksa, kecuali pakaian yang melekat di tubuh. Jaket, topi, ikat pinggang, sepatu serta dompet harus dimasukkan dalam kotak dan harus melalui scanner. Hal ini juga berlaku bagi warga Negara Amerikat sendiri. Terakhir pada saat penerbangan dari Washington ke Los Angeles pada tahun 2006, prosedur keamanannya tidak juga berkurang. Bahkan pada peringatan nine eleven yang ke sepuluh saat ini, Pemerintah Amerika Serikat makin memperketat keamanannya. Memang susah ke Amerika Serikat, tapi menarik….(Hus/11 September 2011)


Leave a Reply