Penelitian: Kebutuhan Nyata Pengguna & Account Manager


Dalam pidatonya di acara Dies Natalis ke 48 IPB, Menristek Gusti Muhammad Hatta meminta perguruan tinggi Indonesia mereorientasi kebijakan risetnya sehingga bisa memenuhi kebutuhan nyata para pengguna, juga memberi solusi teknologi bagi persoalan yang dihadapi masyarakat.
Beliau menyampaikan lagi bahwa selama ini riset PT masih lebih banyak didasari hasrat akademis para dosen.
Apa yang disampaikan pak Menteri diatas, tercermin pada performansi hasil-hasil riset kita yang relative masih rendah di antara negara-negara ASEAN sekalipun. Indeks pembangunan manusia juga melorot, berlawanan dengan jumlah dana yang telah digelontorkan dalam bidang-bidang yang berkaitan dengan bidang tersebut.
Jadi memang masalah riset ini sudah berangsung sejak lama sekali dan apa yang telah dilakukan berbagai pihak belum menunjukkan perkembangan yang signifikan. Selain kebijakan riset, seperti yang disampaikan Menteri diatas, yang penting lagi adalah paradigma berfikir dosen-dosen kita agar juga berorientasi kepada solusi nyata. Disinilah pentingnya peran unit-unit organisasi di PT yang membawahi penelitian serta unit-unit yang bersinggungan dengan industri maupun masyarakat.
Di industry sering dapat ditemui apa yang disebut account manager. Tugasnya secara focus dan sehari-harinya berkomunikasi dan berhubungan dengan pejabat-pejabat di berbagai perusahaan. Dia mengenal secara mendalam berbagai masalah-masalah yang dihadapi industri sehingga dapat menawarkan berbagai solusi bisnis kepada mitranya. Demikian juga jika kita lihat di pemerintahan. Para pebisnis itu sangat dekat dengan pejabat-pejabat pemerintah sehingga mereka banyak tahu mengenai berbagai proyek-proyek maupun masalah-masalah di daerah tertentu untuk dijadikan bisnis mereka. Itulah semangatnya, komunikasi yang fokus dan terus menerus. Menurut hemat saya, ide semacam ini bias dikembangkan oleh PT.
Saya kira juga hal diatas sudah dijalankan beberapa PT kita. Ini bagus, namun memang jumlahnya masih terbatas.
Sebetulnya di PT ada jalannya. Ambil contoh ada program magang. Saat ini belum dikembangkan dengan produktif. Jarang dosen yang turun ke industri menyertai mahasiswanya magang. Paling hanya menilai laporannya saja di kantor. Selain itu ada juga kunjungan dosen ke industri pada saat jeda diantara ujian maupun jeda antar semester, tapi sifatnya hanya kunjungan satu hari saja. Kurang komunikasinya.
Untuk di masyarakt, dulu ada program KKN atau Kuliah Kerja Nyata dengan berbagai proyek untuk masyarakat. Sekarang tidak banyak lagi dilakukan.
Kalau bicara dua dunia, memang antara dunia PT dan industry itu alamnya beda. Ada tabir diantara keduanya. “sering-seringlah bertemu……”, kata salah satu pembicara dalam seminar inovasi ITB beberapa waktu lalu.
Dalam acara Forum Manajemen Indonesia di Savoy Homan Bandung kemarin juga banyak dibahas mengenai kolaborasi. Di satu sisi, khususnya pihak PT perlu lebih proaktif dan fokus mengikuti perkembangan berbagai program pemerintah maupun industry sehingga dapat menangkap berbagai opportunity yang terbuka lebar itu…..(Hus/11 November 2011/Shubuh).


Leave a Reply