Pentingnya Kontribusi Sebuah Pusat Penelitian (3)


Menghasilkan Profesor
Secara umum PT di bawah YPT masih relative muda yaitu 22 tahun dan ada yang baru beberapa tahun saja. Hingga saat ini belum menghasilkan guru besar yang merupakan misi PT juga disamping menghasilkan sarjana. Yang ada adalah hasil rekrut dari luar dan hal ini juga dapat ditempuh untuk mendapatkan guru besar dengan kualifikasi dan pengalaman tertentu yang akan memberikan nilai tambah di TU.
Mengenai proses menjadikan guru besar dari dalam, perlu di kelola dalam rangka mencapai target diatas. Targetnya tentu saja bukan hanya sekedar jumlah tetapi juga berhitung dengan karya-karya yang dapat berkontribusi pada berbagai tema-tema nasional dan global. Ini berat tetapi menarik karena dosen yang bersangkutan dan TU akan mendapatkan nilai atas kontribusinya kepada masyarakat. Artinya ada system yang mengelolanya berupa kebijakan dan vechiclenya yaitu pusat penelitian atau research center. Sepanjang pengetahuan saya yang ada baru Kelompok Bidang Keahlian (KBK) yang masih spesifik dikaitkan dengan bidang ilmu tertentu, misalnya di IM Telkom ada KBK Pemasaran, KBK Akuntansi dan KBK Keuangan. Hal ini untuk pengembangan keilmuan karena spesifik nampaknya bagus tetapi berkaitan dengan masalah yang membutuhkan lintas disiplin ilmu masih menjadi tantangan besar dalam hal efektiftasnya.
Berkaitan dengan rencana YPT untuk mencapai target jumlah guru besar maka para dosen yang telah mencapai JFA Lektor Kepala akan di dorong untuk lebih fokus mencapai level tersebut. dalam hal ini harus ada program yang dikembangkan dengan dukungan yang cukup memadai agar mereka dapat menghasilkan kum yang mencukupi. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah proses tersebut tidak dapat dipercepat begitu saja atau disulap karena ada unsur kewajaran dan kepatutan dikaitkan dengan aspek waktu dan prestasi yang dicapai. Apalagi ada dimensi internasional dalam hal publikasi di jurnal disamping yang di dalam negeri yaitu jurnal yang terakreditasi dan jumlahnya juga tidak banyak.
Bagi para calon guru besar tersebut harus juga dikaitkan dengan pengembangan pusat penelitian maupun program pendidikan doktor. Artinya mereka diberi misi tersebut, bukan hanya sekedar mengerjakan penelitian belaka. Saya kira mereka dapat bekerja dalam sebuah tim. Jadi misinya mempersiapkan konsep pusat penelitian maupun program doktor. Implementasinya dilakukan oleh manajemen supaya mereka tetap dapat fokus pada pencapaian guru besarnya.
Kerja sama dengan Universitas lain
Banyak cara untuk meningkatkan kualitas platform pendidikan dan penelitian pada sebuah PT. Salah satu caranya adalah melalui kerjasama dengan universitas lain yang sudah maju. Contohnya apa yang dilakukan oleh IM Telkom dahulu sewaktu masih bernama MBA Bandung pada masa awal pendiriannya. Dengan di sponsori oleh PT.Telkom yang dimotori oleh Alm.Ir.Cacuk Sudaryanto yang sangat kita kenal, MBA Bandung bekerja sama dengan Asian Institute of Management (AIM) Manila untuk mendidik pegawai mereka “investing in people” dalam bidang bisnis. Waktu itu Telkom sedang mulai mentransformasi pegawainya kedalam dunia bisnis yang pada waktu itu sarat dengan birokrasi dan masalah teknis. Pendidikan MBA merupakan salah satu program besar Telkom waktu itu. Pola kerjasama demikian sangat berhasil. Kualitas pendidkan MBA menjadi bagus dan masuk dalam radar nasional, khususnya pendidikan MBA yang sedang trend waktu itu. Jadi pengembangan pendidikan yang disponsori industri yaitu Telkom dengan komimen dana yang kuat berhasil mengungkit kompetenbsi dan pengalaman MBA Bandung yang baru saja berdiri. Program kerjasama dengan berbagai institusi pendidikan terus berlanjut dengan berbagai variasi program kerjasama. Semoga berhasil. (Tulisan ini dibuat pada tg 13 Oktober 2012/Husni Amani)


Leave a Reply