Strategi Business School: Case Study, World Class Facuty, dan Community (1)


Pada Tanggal 4 September 2014 lalu di Jakarta, saya sempat berjumpa dengan Darden Business School, University of Virginia Memang undangan hari itu berasal dari Darden Business School yang sengaja mengundang juga para alumninya di Indonesia serta beberapa universitas di Jakarta dan Bandung terutama yang memiliki business school.
Darden Business School University of Virginia berada di Charlottesville, Virginia Amerika Serikat yang didirikan pada tahun 1954 merupakan top 15 business school di Amerika Serikat dan termauk top 30 dunia. DBS memiliki program MBA, Ph.D dan program-program pendidikan bagi para eksekutif. Mengapa Business School ini banyak didatangi oleh calon mahasiswa dari berbagai bagian dunia termasuk Indonesia?. Dalam pembicaraan dengan beberapa eksekutif University of Virginia serta Darden Business School, ada tiga unique strength yang dimiliki mereka yaitu case study, world class faculty dan community. Ketiganya di package dengan format yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan yang bervariasi dari mahasiswanya.
Keunggulan pertama adalah berkaitan dengan studi kasus. DBS selalu mengembangkan beragam studi kasus yang kontekstual dengan isyu kekinian bisnis lokal, regional maupun global. Kemampuan DBS dalam mengembangkan studi kasus sebagai bahan belajar mahasiswanya tidak terlepas dari support world class faculty nya serta community yang disemai dan dikembangkan partnershipnya dengan berbagai komunitas industri maupun pemerintahan. DBS sadar betul akan pentingnya studi kasus sebagai bagian dari kekuatan proses belajar mengajar di DBS. Hal ini menimbulkan daya tarik yang besar bagi mahasiswa yang hadir di kelas-kelas DBS. Dengan demikian apa yang dibawa oleh mahasiswa setelah selesai studi adalah ilmu dan skill pemecahan kasus yang relevan dan masih gress di dunia bisnis. Proses pembahasan kasus yang menarik di kelas oleh world class faculty menjadi unsur pembeda dari business school lain. Sumber Daya Pengajar demikian merupakan human capital utama di DBS yang mampu memotivasi para mahasiswa sekaligus daya tarik yang luar biasa dari DBS. Hal ini dipertegas oleh salah satu eksekutif DBS bahwa “knowledge – skill – attributable characters such as strong commitment and discipline for the best, and hard work have a relevant and strong link to the achievement of the DBS mission”.
Di Indonesia belum banyak business school yang produktif mengembangkan materi studi kasus seperti yang dilakukan oleh DBS walaupun kasus yang terjadi di industri sangat banyak daan bervariasi. Mulai dari industri yang besar hingga pada skala yang lebih kecil seperti UKM yang jumlahnya ribuan perusahaan. Secara organisasi mungkin di business school belum ada unit yang secara khusus menangani pengembangan kasus, yang ada bisa jadi hanya bersifat insidentil. Misalnya yang dihasilkan dari penelitian dosen, atau tim sementara yang dibentuk ketua program pendidikannya. Jadi bersifat insidentil. Saat ini banyak business school yang hanya menggunakan kasus-kasus yang ada di buku-buku text yang dipakai seperti buku-buku marketing dan strategic management.
Aspek lainnya yang mungkin dapat menjadi penghambat adalah keterbukaan industri itu sendiri untuk dijadikan kasus. Bagi perusahaan yang sudah go public, pembuat kasus dapat memperolehnya dari laporan yang mereka keluarkan baik yang dilaporkan tiap 3 bulanan maupun tahunan. Namun tantangannya adalah sulit untuk mencari data atau informasi yang lebih spesifik atas kejadian-kejadian tertentu yang dijadikan kasus. Bisa saja sumbernya dari berita-berita bisnis tapi menurut pengalaman umum masih sulit memperoleh informasi yang lebih mendalam dan spesifik. Bila ada perjanjian antara business school dengan sebuah perusahaan tertentu maka baik sekali untuk membuat kasus.
Telkom University sangat dekat dengan TelkomGroup. Hal ini sebetulnya dapat digunakan untuk mengembangkan kasus-kasus yang ada sepanjang Manajemen Telkom dapat membuka diri. Memang pernah ada tim yang membuat kasus sebelumnya di masa Institut Manajemen Telkom namun sifatnya masih terbatas sekali sehingga belum membentuk suatu keunggulan. Dulu Telkom pernah punya skema Kerja sama operasi dengan berbagai operator besar di dunia. nampaknya kasus tersebut bisa saja di buat tetapi masanya sudah lama sekali. Untuk kasus-kasus bisnis yang sekarang, perlu usaha yang kuat dalam menggali kasus seperti pengembangan bisnis digital baru merupakan potensi yang dapat dikembangkan. (ditulis hari minggu dan senin 2 Maret 2015/Husni Amani)


Leave a Reply